Beruang Vs Harimau

TRIBUNJOGJA.COM - Sebuah duel hidup mati terjadi di India, tepatnya di Taman Nasional Tadoba di negara bagian Maharashtra, India.

Duel maut yang terekam kamera video itu melibatkan seekor harimau dan beruang yang berujung kekalahan di raja hutan.

Sejumlah saksi mata mengatakan, pertarungan itu dimulai ketika sang harimau menyerang si beruang betina yang memiliki seekor anak.

Sebelumnya, si harimau sedang mendinginkan badannya di sebuah sumber air saat beruang betina itu dan anaknya tiba.

Harimau jantan bernama Matkasur itu nampaknya menganggap sumber air tersebut sebagai wilayahnya dan melihat kedatangan si beruang sebagai pelanggaran wilayah.

Video itu memperlihatkan si harimau menyerang si beruang dengan menggunakan kaki depannya, tetapi tak mampu menancapkan kukunya ke tubuh lawannya.

Bulu panjang yang menutupi tubuh si beruang kemungkinan besar menjadi pelindung tersendiri dari kuku harimau.

Harimau itu bahkan sempat "mengunci" si beruang selama beberapa menit dengan cakar dan taringnya, tetapi beruang tersebut berhasil meloloskan diri.

Mengetahui dia tak bisa melukai si beruang, si harimau kemudian mundur dan perlahan-lahan beruang mulai mendominasi pertarungan.

"Seperti dilihat dalam video, beruang itu terlihat amat lelah dan seharusnya tak mungkin mengalahkan harimau," kata Dr Anish Andheria, Presiden Yayasan Konservasi Alam Liar kepada stasiun televisi NDTV.

"Satu-satunya yang menyelamatkan si beruang adalah bulunya yang tebal sehingga membuat harimau tak bisa mencengkeramnya," tambah Anish.

Setelah beruang itu lolos dari cengkeraman harimau, dia memegang kendali pertarungan dan membuat si harimau perlahan-lahan mundur.

Video itu berakhir saat harimau lari meninggalkan arena pertarungan dan dikejar oleh lawannya. (ervan hardoko)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Serang Induk Beruang dan Anaknya, Seekor Harimau Kena Batunya"

Pertama-tama, kita bahas terlebih dahulu sejumlah fakta.

Kedua predator sama-sama memuncaki rantai makanan

Baik harimau Siberia maupun beruang grizzly sama-sama merajai habitatnya masing-masing. Harimau Siberia menghuni hutan belantara di bagian selatan Timur Jauh Rusia, sedangkan beruang grizzly mendominasi wilayah Amerika Utara. Jadi, kedua predator ini secara alami tak akan pernah baku hantam di alam liar.

Namun demikian, kita masih bisa berspekulasi dengan tingkat kepastian tertentu karena ada dua spesies beruang yang hidup di habitat harimau Siberia, yaitu beruang Himalaya dan beruang cokelat. Beruang cokelat itu sendiri masih berkerabat dengan beruang grizzly, tetapi bahkan lebih agresif dan ganas. Beruang cokelat sama sekali tak suka berbagi makanan dan wilayah satu sama lain meski terkadang terpaksa.

Harimau memangsa beruang

Harimau memangsa hewan-hewan besar, seperti rusa, rusa besar (moose), babi hutan, dan, ya, beruang. Beruang setidaknya masuk dalam lima persen menu makanan utama harimau (sebagian besar beruang Himalaya). Saat bertemu harimau Siberia, beruang hanya memiliki satu pilihan untuk bertahan hidup. “Satu-satunya cara untuk melarikan diri adalah dengan memanjat pohon,” kata Sergey Aramilev, ahli biologi dan kepala Pusat Harimau Siberia kepada Russia Beyond. Harimau malas memanjat pohon. “Terkadang, harimau hanya menunggu beruang turun atau, jika pohonnya lunak (cemara, misalnya) dan batangnya berdiameter kurang dari 20 cm, ia bisa menggigitnya seperti berang-berang dan menyaksikan mangsanya jatuh ke tanah,” kata Aramilev.

Beruang dan harimau bertarung.

Namun, seekor grizzly tak akan lari seperti itu.

Sekarang, mari kita menganalisis kekuatan dan kelemahan masing-masing predator.

Baik harimau Siberia maupun beruang cokelat sama-sama predator alami dengan segudang “senjata mematikan”. Dengan panjang tubuh 1,5 – 2 meter dan berat 180 – 300 kg, harimau Siberia adalah kucing predator terbesar di dunia. “Dari segi kekuatan, tak ada hewan lain yang bisa menandinginya di Timur Jauh Rusia,” kata World Wildlife Fund (WWF). Organisasi tersebut meyakini bahwa tak ada yang bisa berlari dengan kecepatan rata-rata mobil di jalan raya (80 km/jam), bahkan di salju, secepat harimau Siberia.

Di sisi lain, seekor beruang grizzly dewasa jauh lebih besar dan lebih kuat daripada harimau Siberia. Beratnya bisa mencapai 400, 500, bahkan kadang-kadang 600 kg. Jika berdiri dengan kaki belakangnya, hewan itu akan menjadi gunung berjalan — tingginya bisa mencapai 3,3 meter!

Rahang grizzly yang kuat mengatup dengan kekuatan 1.250 PSI (pon per inci persegi), sedangkan kekuatan gigitan harimau 950 PSI, yang masih cukup untuk menggigit dan menembus daging hingga ke tulang.

Beruang grizzly memiliki rahang yang kuat.

Namun, gigi harimau lebih panjang dan lebih tipis, sehingga lebih meninggalkan luka dan membuat darah mengalir lebih lama.

Inilah “senjata paling mematikan” dalam gudang persenjataan grizzly. Cakarnya lebih panjang dan lebih tajam daripada singa atau beruang kutub, dan bisa merobek musuh menjadi serpihan.

Kuku grizzly memang tidak setajam kuku harimau Siberia, tetapi pukulannya bisa dengan mudah menjatuhkan musuh atau mangsa. Pukulan seperti itu bahkan bisa mematahkan harimau menjadi dua. “Dampak pukulan cakar beruang sangat dahsyat sehingga bisa menjatuhkan seekor babi hutan dewasa seberat 150 kg puluhan meter di udara,” kata para pakar medis hutan belantara.

Harimau pandai menyamar

Mereka bisa bergerak tanpa menimbulkan suara, menyergap dan menyerang dari posisi yang paling menguntungkan serta pada saat yang paling tak terduga. “Kami telah berkeliaran di habitatnya selama 25 tahun, sesekali mendekat, dan sepanjang waktu itu, kami hanya mendengar mereka mengaum kurang dari lima kali. Namun, sekali saja sudah cukup, karena aumannya membuat badan gemetar dan meninggalkan kesan seumur hidup,” kenang ahli biologi Yuri Dunishchenko dan Alexander Kulikov.

Beruang tahan terhadap luka

Sementara harimau unggul dalam kecepatan dan kelincahan, beruang adalah “tank lapis baja” dunia binatang. Seluruh arteri dan trakeanya terlindungi lemak dan otot padat, dan terletak sangat dalam. Beruang dikenal tak pantang menyerah sekalipun peluru telah menembus paru-paru dan hati mereka.

Jadi, sekarang kita masuk pada faktor terpenting.

Tak diragukan lagi, hal pertama yang akan dilakukan beruang ketika terancam adalah berdiri supaya tampak sebesar mungkin, seperti pada video ini.

Ini bisa menjadi hal terakhir yang ia lakukan atau mungkin hanya membujuk lawan supaya mencari makan siang alternatif.

Harimau memiliki satu tujuan dalam otaknya — menggigit tulang leher. Semua pakar harimau menyoroti ini sebagai teknik membunuh yang paling umum. “Harimau dengan sigap menyerang dan dengan sekali gigitan, korban tidak bergerak. Apa pun usaha yang Anda lakukan, korban tak akan pulih.” Namun, mencengkeram leher beruang tidak mudah karena leher hewan itu penuh lemak dan otot. Pada akhirnya, semua perdebatan ini tak akan pernah usai. Semuanya tergantung pada si harimau dan beruang.

“Jika beruang jantan yang sangat besar bertarung dengan harimau betina atau jantan yang kecil, kemungkinan hasilnya akan seri atau ada beruang mungkin akan menang tipis,” kata Aramilev.

Namun, bayangkan dua rival kelas berat. Kepada siapa Anda akan bertaruh? Dalam hal ini, para naturalis akan mendukung harimau, tetapi hanya untuk satu alasan — hewan ini terbiasa membunuh.

“Ini semua tentang perbedaan pola makan. Harimau hanya makan daging, dan hanya daging hewan yang mereka bunuh. Itulah sebabnya mereka lebih mengembangkan keterampilan berburu. Ia tahu persis di mana harus menggigit untuk membunuh korbannya, bagaimana dan di mana harus menyerang dengan cakarnya,” jelas Aramilev. Sementara itu, beruang sebagian besar adalah vegetarian (memakan tumbuhan dan ikan) dan memakan sampah. Mereka tidak berburu secara reguler. “Bisa dibilang, beruang lupa di mana harus menggigit, mereka semacam kehilangan keterampilan berburu yang diperlukan,” katanya.

Timofey Bazhenov, ahli zoologi dan presenter program TV Dikiy Mir (Dunia Alam Liar) berpendapat, “Saya sering ditanya, ‘Jika seekor harimau bertemu beruang cokelat di taiga, siapa yang akan menang?’ Harimau!”

Mansur suka mengendarai truk, bermain bersama para pilot, dan bahkan masuk ke dalam kokpit “menerbangkan” pesawat — dan dia seekor beruang. Bacalah selengkapnya!

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.